Perang di Bali dikarenakan dengan
hal-hal berikut ini:
- Pemerintak kolonial Belanda ingin
menghapuskan hak Tawan Karang yang sudah menjadi tradisi rakyat Bali.
- Pemeritahan kolonial Belanda
ingin menguasai Bali.
Pada tahun 1844 di pantai Prancak
dan pantai Sangsit Bali bagian Timur terjadi perampasan kapa-kapal Belanda yang
terdampar di pantai tersebut, timbullah percekcokan antara Buleleng dengan
Belanda. I Gusti Made Karangasem menghadapi situasi ini dan kemudian mengambil
siasat menyerah dan tuduk kepada Belanda.
Desa Jagaraga sangat strategis
untuk pertahanan benteng berbentuk siput urang, benteng ini dikelilingi parit
dengan ranjau yang dibuat dari bambu, tujuan itu untuk menghambat serangan musuh.
I Gusti Ketut Jelantik dengan seluruh pasukannya setelah memperoleh kemenangan,
ia bertekad untuk mempertahankan benteng jagaraga sampai darah penghabisan demi
kehormatan kerajaan Buleleng dan rakyat Bali.
Untuk memadamkan rakyat Bali,
Belanda menyerang Benteng Jagaraga mereka menyerang dari dua arah yang berbeda.
Korban telah berjatuhan di pihak Buleleng dan tidak ada seorangpun Jagaraga
yang mundur melarikan diri, pada tanggal 19 April 1849 Benteng Jagaraga jatuh
ketangan Belanda dan mualai saat itu Belanda mengusai Bali Utara.
Artikel keren lainnya: